BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi air pada tumbuhan
1. Penyusun
tubuh tanaman (70%-90%)
2. Pelarut
dan medium reaksi biokimia
3. Medium
transpor senyawa
4. Memberikan
turgor bagi sel (penting untuk pembelahan sel dan pembesaran sel)
5. Bahan
baku fotosintesis
6. Menjaga
suhu tanaman supaya konstan
B. Proses Penyerapan Air pada Tumbuhan
Tumbuhan
membutuhkan air sepanjang hidupnya. Setelah diserap akar, air digunakan dalam
semua reaksi kimia, mengangkut zat hara, membangun turgor, dan akhirnya keluar
dari daun sebagai uap atau air. Tumbuhan mempunyai sistem pengangkutan air dan
garam mineral yang diperoleh dari tanah agar air tetap tersedia. Pada tumbuhan
tingkat tinggi terdapat dua macam cara pengangkutan air dan garam mineral yang
diperoleh dari tanah, yaitu ekstravaskular dan intravaskular.
Pengangkutan
ekstravaskular adalah pengangkutan di luar berkas pembuluh. Pengangkutan ini
bergerak dari permukaan akar menuju ke bagian-bagian yang letaknya lebih dalam
dan menuju ke berkas pembuluh. Sementara itu, pengangkutan intravaskular adalah
pengangkutan melalui berkas pembuluh dari akar menuju bagian atas tumbuhan.
1. Proses Pengangkutan Ekstravaskular
Pada
pengangkutan ini, air akan masuk melalui sel epidermis akar kemudian bergerak
di antara sel-sel korteks. Air harus melewati sitoplasma sel-sel endodermis
untuk memasuki silinder pusat (stele). Setelah sampai di stele, air akan
bergerak bebas di antara sel-sel. Cara transportasi dalam pengangkutan air dan
mineral secara ekstravaskular ada dua macam, yaitu apoplas dan simplas.
Perhatikan Gambar dibawah ini.
Gambar 2.13
Pengangkutan ekstravaskular
Pengangkutan ekstravaskular
Gambar 2.14
Pengangkutan ekstravaskular
secara simplas (a) dan apoplas (b)
Pengangkutan ekstravaskular
secara simplas (a) dan apoplas (b)
Transportasi apoplas adalah menyusupnya air tanah secara difusi bebas atau transpor pasif melalui semua bagian tidak hidup dari tumbuhan, misalnya dinding sel dan ruang-ruang antarsel. Transportasi apoplas tidak dapat terjadi saat melewati endodermis sebab dalam sel-sel endodermis terdapat pita kaspari yang menghalangi air masuk ke dalam xilem. Pita kaspari ini terbentuk dari zat suberin (gabus) dan lignin. Oleh karena itu,apoplas dapat terjadi di semua bagian kecuali endodermis. Air yang menuju endodermis ditranspor secara simplas melalui sel peresap.
Kebalikan
dari transportasi apoplas adalah transportasi simplas. Transportasi simplas
yaitu bergeraknya air tanah dan zat terlarut melalui bagian hidup dari sel
tumbuhan. Pada sistem simplas ini perpindahan terjadi secara osmosis dan transpor
aktif melalui plasmodesmata. Transportasi simplas dimulai dari sel-sel rambut
akar ke sel-sel parenkim korteks yang berlapis-lapis, sel-sel endodermis,
sel-sel perisikel, dan akhirnya ke berkas pembuluh kayu atau xilem.
Pengangkutan
mineral melalui transpor aktif. Mineral mampu masuk ke dalam akar karena
melawan gradien konsentrasi, yaitu dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah
berkonsentrasi tinggi.
2. Proses Pengangkutan Intravaskular
Pengangkutan
intravaskular adalah pengangkutan melalui berkas pembuluh (xilem) dari akar
menuju bagian atas tumbuhan. Pengangkutan air dan mineral dimulai dari xilem
akar ke xilem batang menuju xilem tangkai daun dan ke xilem tulang daun. Pada
tulang daun terdapat ikatan pembuluh. Air dari xilem tulang daun ini masuk ke
sel-sel bunga karang pada mesofil. Setelah mencapai sel-sel bunga karang, air
dan garam-garam mineral disimpan untuk digunakan dalam proses fotosintesis dan
transportasi. Transportasi pada trakea lebih cepat daripada transportasi pada
trakeida.
Gambar. Pengangkutan
air dan garam mineral secara intravaskuler
Ada beberapa
jenis tumbuhan yang tidak mempunyai trakea sehingga trakeida merupakan
satu-satunya saluran pengangkutan air tanah. Tumbuhan yang tidak mempunyai
trakea misalnya pada tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji terbuka. Pengangkutan
air dan mineral dari bawah ke atas tubuh tumbuhan oleh xilem mengikuti beberapa
teori sebagai berikut.
a. Teori vital
Teori vital
menyatakan bahwa perjalanan air dari akar menuju daun dapat terlaksana karena
adanya sel-sel hidup, misalnya sel-sel parenkim dan jari-jari empulur di
sekitar xilem.
b. Teori Dixon Joly
Teori Dixon
Joly menyatakan bahwa naiknya air ke atas karena tarikan dari atas, yaitu
ketika daun melakukan transpirasi. Air selalu bergerak dari daerah basah ke
daerah kering.
c. Teori tekanan akar
Teori
tekanan akar menyatakan bahwa air dan mineral naik ke atas karena adanya
tekanan akar. Tekanan akar ini terjadi karena perbedaan konsentrasi air dalam
air tanah dengan cairan pada saluran xilem. Tekanan akar paling tinggi terjadi
pada malam hari dan dapat menyebabkan merembesnya tetes-tetes air dari daun
tumbuhan (gutasi). Perhatikan Gambar 2.16.
Pada
dasarnya, pengangkutan air dan mineral dari tanah ke dalam tumbuhan melibatkan
tiga proses sebagai berikut.
a.
Proses osmosis.
b. Proses difusi.
c. Proses transpor aktif.
b. Proses difusi.
c. Proses transpor aktif.
Dari uraian
di atas dapat disimpulkan bahwa pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah
ke tubuh tumbuhan melalui lintasan tertentu.
Air yang
diangkut xilem digunakan untuk fotosintesis dan sebagian mengalami transpirasi.
Laju transpirasi dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, misalnya kelembapan,
suhu, cahaya, angin, dan kandungan air tanah.
Kelembapan
berpengaruh terhadap laju transpirasi. Jika kelembapan udara lingkungan di
sekitar tumbuhan tinggi maka difusi air dalam ruang udara pada tumbuhan akan
berlangsung lambat. Sebaliknya, jika kelembapan di sekitar tumbuhan rendah,
difusi air dalam ruang udara pada tumbuhan berlangsung cepat.
Jika suhu
lingkungan semakin tinggi maka laju transpirasi juga semakin cepat. Demikian
juga jika intensitas cahaya meningkat maka transpirasi tumbuhan meningkat.
Angin
cenderung meningkatkan laju transpirasi karena angin dapat menyapu uap air yang
terkumpul di dekat permukaan. Sementara itu, kandungan air tanah juga dapat
mempengaruhi laju transpirasi. Jika kandungan air tanah cukup banyak sehingga
potensial air tanah lebih tinggi daripada di dalam sel-sel tumbuhan maka aliran
air di dalam pembuluh kayu dan laju transpirasi meningkat.
Selain pengangkutan
air dan mineral dari tanah, pada tumbuhan juga terjadi pengangkutan hasil-hasil
fotosintesis. Zat makanan hasil fotosintesis ditimbun sementara pada daun.
Namun, banyak tumbuhan yang mempunyai organ penyimpanan misalnya umbi akar.
Selanjutnya,
zat makanan ini mengalami pengangkutan ke bagian bagian tumbuhan lain melalui
pembuluh tapis (floem). Jadi, pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil
fotosintesis secara dua arah, yaitu dari daun ke tempat penyimpanan makanan
cadangan dan ke bagian bagian yang aktif tumbuh.
C. Sifat Air
Air memiliki sifat-sifat fisika
yang penting bagi kehidpan tumbuhan maupun semua organisme hidup, sifat-sifat
tersebut antara lain:
Titik didih air jauh
lebih tinggi dibanding jenis cairan yang lain dan merupakan cairan yang paling
umum. Sehingga air dapat menyerap sejumlah besar energi tanpa banyak menaikkan
suhu, sehingga tubuh organisme menjadi lebih stabil dan metabolismenya akan
stabil pula.
Air mempunyai titik densitas
maksimum pada 4oc. Hal ini yang menyebabkan kenapa air jarang
membeku di dalam lautan atau danau . Sehingga, organisme dapat hidup di
dalamnya.
Molekul air mempunyai kemampuan
untuk berikatan dengan molekul lain ( adhesi,
sedangkan kemampuan molekul tersebut untuk saling berikatan, disebut kohesi. Hal ini sangat membantu dalam
proses pengangkutan air di dalam tubuh tumbuhan.
Air memiliki panas penguapan (
heats of vaporization ). Cukup tinggi, sekitar 540 cal gm-1. Angka
tersebut sangat membantu dalam pemeliharaan temperature organisme.
Air tegangan muka sangat
tinggi. Sehingga air ini boleh naik didalam suatu kapiler sampai ketinggian
sekitar 120cm, dan sangat bermanfaat bagi tumbuhan, dimana memungkinkan
air untuk pindah atau bergerak secara ekstensif antar ruang partikel dan
dalam dinding sel tumbuhan.
Air mempunyai kemampuan yang
tinggi untuk mentransmisikan cahaya, sehingga membantu tumbuhan di dalam
fotosintesis terutama pada tumbuhan yang berada di dalam air. Selain itu dapat
memampukan cahaya untuk menembus dan menjangkau jaringan daun-daun yang lebih
dalam.
Air berbentuk cair dalam suhu
kamar, sehingga kehadiran air yang cair pada suhu kamar dan tidak bersifat
toksik merupakan sifat air yang penting bagi kehidupan, selain itu air tidak
dapat dimampatkan.
Air memiliki viskositas yang
rendah, sehingga dapat dengan mudah mengalir. Hal ini sangat penting bagi
kehidupan, karena dengan demikian air dengan mudah berpindah di dalam tubuh.
semua sifat fisika air di atas
membuat air merupakan suatu medium ideal untuk pelaksanaan berbagai proses
hidup
D. Difusi dan Osmosis
- Difusi
Difusi adalah pergerakan molekul atau ion dari dengan daerah
konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah hal ini disebabkan oleh
energi kinetic dari molekul, ion atau atom-atom, dapat dilihat pada gambar
berikut:
Difusi terjadi akibat perbedaan konsentrasi, dimana
perbedaan konsentrasi ini bisa terjadi bila terjadi perbedaan sejumlah partikel
per unit volume dari suatu keadaan ke keadaan lain. Selain karena perbedaan
konsentrasi, perbedaan dalam sifat juga dapat menyebabkan difusi, seperti pada
gambar berikut, dimana terdapat perbedaan sifat antara gula(padat) dan air
Beberapa contoh difusi yang dapat kita lihat, antara lain:
- Apabila kita teteskan minyak wangi dalam botol lalu ditutup, maka bau minyak wangi tersebut akan tersebar ke seluruh bagian botol. Apabila tutup botol dibuka, maka bau minyak wangi tersebut akan tersebar ke seluruh ruangan, meskipun tidak menggunakan kipas. Hal ini disebabkan karena terjadi proses difusi dari botol minyak wangi (konsentrasi tinggi) ke ruangan (konsentrasi rendah).
- Apabila kita meneteskan tinta ke dalam segelas air, maka warna tinta tersebut akan menyebar dari tempat tetesan awal (konsentrasi tinggi) ke seluruh air dalam gelas (konsentrasi rendah) sehingga terjadi keseimbangan. Sebenarnya, selain terjadi pergerakan tinta, juga terjadi pergerakan air menuju ke tempat tetesan tinta (dari konsentrasi air tinggi ke konsentrasi air rendah).
Dari
contoh diatas, dapat dilihat bahwa arah difusi bebas satu sama lain, tanpa
menghalangi satu sama lain sampai mencapai keseimbangan dinamis.
Contoh
difusi pada tumbuhan dapat dilihat pada:
Proses pertukaran gas pada tumbuhan yang berlangsung pada
daun. Di dalam proses ini gas CO2 dari atsmofer masuk ke dalam
rongga antar sel pada mesofil daun, yang selanjutnya digunakan untuk proses
fotosintesis. Karena pada siang hari CO2 yang masuk ke daun selalu
digunakan untuk fotosintesisi, maka kadar CO2 di dalam rongga antar
sel daun akan selalu lebih rendah dari atsmofer, akibatnya pada siang hari akan
terjadi aliran difusi gas CO2 dari atsmofer ke daun. Bersamaan
dengan itu terjadi pula difusi das O2 dari rongga antar sel daun
menuju atsmofir. Hal ini dikarenakan pada proses fotosintesis dihasilkan O2,
yang makin lama terakumulasi di dalam rongga antar sel daun, sehingga kadarnya
melebihi kada oksigen di atmosfir. Dalam kondisi seperti ini memungkinkan
oksigen untuk berdifusi dari daun ke atmosfir.
Pada malam hari terjadi proses difusi yang sebaliknya ,
karena pada malam hari tidak terjadi proses fotosintesis dan respirasi berjalan
terus, maka kandungan CO2 dalam rongga antar sel menjadi meningkat.
Laju difusi tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan)
medium. Gas berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan zat cair, sedangkan zat
padat berdifusi lebih lambat dibandingkan dengan zat cair. Molekul berukuran
besar lebih lambat pergerakannya dibanding dengan molekul yang lebih kecil.
- Osmosis
Osmosis pada dasarnya hampir sama dengan difusi, hanya saja
osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Dimana molekul-molekul
tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah. Proses Osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran
tersebut telah mencapai keseimbangan. Pada gambar dibawah ini menggambarkan
proses dari osmosis, dimana hanya zat-zat tertentu yang mampu melewati
membrane.
Osmosis dapat dicegah dengan menggunakan tekanan. Oleh
karena itu, ahli fisiologi tanaman lebih suka menggunakan istilah potensial
osmotik yakni tekanan yang diperlukan untuk mencegah osmosis. Jika anda
merendam wortel ke dalam larutan garam 10 % maka sel-selnya akan kehilangan
rigiditas (kekakuan)nya. Hal ini disebabkan potensial air dalam sel wortel
tersebut lebih tinggi dibanding dengan potensial air pada larutan garam
sehingga air dari dalam sel akan keluar ke dalam larutan tersebut. Jika diamati
dengan mikroskop maka vakuola sel-sel wortel tersebut tidak tampak dan
sitoplasma akan mengkerut dan membran sel akan terlepas dari dindingnya.
Peristiwa lepasnya plasma sel dari dinding sel ini disebut plasmolisis.
Osmosis memegang suatu peran yang sangat penting di dalam
hidup tumbuhan diantaranya;
-
Penyerapan air oleh tumbuhan dari tanah melalui rambut akar, melalui mekanisme
osmotic.
- Air
yang diserap dibagi-bagikan sepanjang seluruh jaringan yang hidup, dilakukan
dengan proses osmosis dari sel ke sel.
-
Cahaya merangsang peningkatan osmosis pada sel pengawal, sehingga menyebabkan
pengambilan air ketika stomata membuka
-
Pertumbuhan sel yang muda sampai pemanjangan sel disempurnakan oleh kemampuan
osmotic dan tekanan turgor dari sel.
Masuknya larutan ke dalam sel-sel endodermis merupakan
contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergerak dari
satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-molekul yang
berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati
membran sel Osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma ke organel-organel
bermembran.
E. Bagaimana Air meninggalkan tumbuhan
Umumnya air yang masuk
ke tanah dan tumbuhan akan hilang melalui proses penguapan, dan hanya 2% air
yang diserap oleh akar akan dipakai membentuk lebih banyak materi tumbuhan.
Pada prinsipnya air akan meninggalkan tumbuhan melalui tiga cara:
a.
Transpiransi, yaitu bagian yang
paling utama dari kehilangan air ini. Dalam daun air akan diuapkan dari dinding
sel ke ruang antar sel. Dari sini didifusikan ke luar ke udara melalui lubang
kecil di daun yang disebut stomata/ mulut daun. Mulut-mulut daun ini akan
terbuka pada siang hari dan menutup pada malam hari. Fungsi utamanya adalah
memberi kemungkinana untuk erjadinya pertukaran gas antara tumbuhan dengan
udara.
b.
Penguapan Kutikula, sebagaian air mungkin
menguap melalui kutikula dari daun atau tngkai. Dan hanya sebagian kecil air
hilang dengna cara ini, umumnya kurang dari 10% dari total kehilangan air.
c.
Gutasi, di daerah yang
lembab kehilangan air akibat penguapan adalah terlalu sulit. Untuk tumbuhan
yang hidup pada habitat ini mempunyai lubang pada ujung dari xylem dari daun
sebagai adaptasi morfologi dan fisiologi.
Lubang ini dikenal
dengan hidatoda, yang memungkinkan air menetes langsung keluar dari daun.
4. Laju Kehilangan Air
Jumlah
air yang diperlukan oleh tumbuhan dan konsekuensinya daya toleransi terhadap
lingkungan adalah ditentukan utamanya oleh laju kehilangan air, yang harganya
tidak saja dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tetapi juga oleh keadaan
tumbuhan itu sendiri.
1) Kondisi Lingkungan
1) Kondisi Lingkungan
Faktor-faktor
lingkungan seperti suhu, kelembaban udara, dan angin kesemuanya berpesan
terhadap laju penguapan dan mempengaruhi jumlah air yang hilang dari tumbuhan.
2) Ukuran dan Struktur Tumbuhan
2) Ukuran dan Struktur Tumbuhan
a) Ukuran Tumbuhan, umumnya tumbuhan yang besar
memerlukan lebih banyak air daripada tumbuhan kecil pohon Quercus misalnya
menguapkan 675 L air, sedangkan jagung hanya menguapkan 2,5 L air selama musim
panas di daerah temperata.
b) Ukuran Daun, umumnya di daerah lembab yang mempunyai laju penguapan rendah daun-daun menjadi besar untuk mendukung transpirasi, sedangkan daun-daun tumbuhan di daerah kering berukuran kecil-kecil untuk mengurangi penguapan.
c) Jumlah dan Ukuran Stomata, kerapatan dan ukuran stomata sangat berlainan untuk setiap jenis tumbuhan. Transpirasi pada dasarnya akan lebih efisien pada daun dengan ukuran stomata kecil tapi banyak jumlahnya daripada daun dengan stomata besar tapi sedikit jumlahnya. Tumbuhan yang teradaptasi untuk hidup di daerah kering biasanya mempunyai stomata dengan jumlah sedikit, bahkan pada daerah kering ini stomata tumbuhan terbuka pada malam hari dan tertutup pada siang hari dengan tujuan mengurangi kehilangan air akibat transpirasi.
5. Kekurangan dan Kelebihan Air
b) Ukuran Daun, umumnya di daerah lembab yang mempunyai laju penguapan rendah daun-daun menjadi besar untuk mendukung transpirasi, sedangkan daun-daun tumbuhan di daerah kering berukuran kecil-kecil untuk mengurangi penguapan.
c) Jumlah dan Ukuran Stomata, kerapatan dan ukuran stomata sangat berlainan untuk setiap jenis tumbuhan. Transpirasi pada dasarnya akan lebih efisien pada daun dengan ukuran stomata kecil tapi banyak jumlahnya daripada daun dengan stomata besar tapi sedikit jumlahnya. Tumbuhan yang teradaptasi untuk hidup di daerah kering biasanya mempunyai stomata dengan jumlah sedikit, bahkan pada daerah kering ini stomata tumbuhan terbuka pada malam hari dan tertutup pada siang hari dengan tujuan mengurangi kehilangan air akibat transpirasi.
5. Kekurangan dan Kelebihan Air
Di lingkungan daratan
dengan situasi kelebihan air maka tanah menjadi jenuh air, permasalahan utama
pada situasi seperti ini adalah tidak adanya udara dalam tanah sehingga
perakaran tumbuhan tidak bisa bernafas dan juga tanah sering menjadi asam. Jika
jumlah air tidak memadai untuk keperluan tumbuhan maka sel menjadi lembek, dan
stomata menutup untuk mengurangi kehilangan air berkelanjutan. Kondisi air
tanah seperti ini dikenal dengan titik kelayuan, dan sel-sel tumbuhan mulai
untuk terjadinya plasmolisis yang biasanya berjalan berkepanjangan. Dan apabila
situasi kekurangan air ini menerus maka tumbuhan akan mati. Umumnya tumbuhan
yang berada di daerah kering ini berada dalam keadaan setengah dehidrasi pada
siang hari yang diimbangi dengan penyimpanan dalam keseimbangan airnya pada
malam hari.
6. Efisiensi Transpirasi
6. Efisiensi Transpirasi
Jenis tumbuhan yang
berbeda memerlukan jumlah air yang berbeda pula untuk pertumbuhannya.
Perbandingan antara produktivitas bersih dengan air yang ditranspirasikan
merupakan efisiensi transpirasi dari tumbuhan. Biasanya dinyatakan sebagai
berat air yang ditranspirasikan dalam gram untuk menghasilkan 1 gram berat
organik kering. Misalnya, efisiensi transpirasi dari gandum adalah 507, tentang
408, dan tanaman di daerah kering 250.
7. Adaptasi Tumbuhan terhadap Kondisi ekstrim
7. Adaptasi Tumbuhan terhadap Kondisi ekstrim
Kekeringan merupakan
situasi yang sering dialami oleh tumbuhan, meskipun dipahami bahwa hujan
bukanlah satusatunya faktor yang dapat menimbulkan. Suhu yang tinggi bisa juga
memberikan pengaruh kekurangan air ini. Bila musim kering itu bersifat periodik
dan merupakan karakteristika daerah, maka tumbuhan yang berada di daerah akan
memperlihatkan penyesuaian dirinya, berbagai cara penyesuaian ini tergantung
pada tumbuhan itu. Umumnya memperlihatkan reduksi dari daun dan dahan,
memperpendek siklus hidup atau biji matang pada atau dekat permukaan, rambut
akar bertambah banyak, sel kutikula menbal, dinding sel mengandung lebih banyk
ikatan kipid, jaringan polisade berkembang lebih baik tetapi sebaliknya dengan
bungakarang, sel dan ruang antar sel mengecil tetapi jaringan lignin membesar.
Kecepatan fotosintesis, tekanan osmosa dan permeabilitas protoplasma meninggi
dan diikuti dengan penurunan viskositas protoplasma, akibatnya perbandingan
tepung dan gula menjadi besar, sehingga secara total tumbuhan menjadi tahan
terhadap kelayuan.
Berbagai usaha untuk mengatasi kekurangan air atau mengurangi kebutuhan air bagi tumbuhan:
Berbagai usaha untuk mengatasi kekurangan air atau mengurangi kebutuhan air bagi tumbuhan:
1) Memperbaiki keadaan lingkungan
a) menambah jumlah, air dengan irigasi atau
mengadakan penahanan terhadap bungaan ari.
b) mengurangi kecepatan evapotranspirasi, dengan
cara:
• pengadaan mulsa, menghambat penguapan dari tanah dengan menutupnya oleh dedaunan, ranting, dan lain-lain.
• pengadaan mulsa, menghambat penguapan dari tanah dengan menutupnya oleh dedaunan, ranting, dan lain-lain.
• menahan kecepatan
angin dengan pohon pelindung
• melakukan penjarangan
• melakukan penjarangan
• menyiangi daun dan
bagian tumbuhan lainnya
• membuang tumbuhan
gulma
• memberi cairan lilin
pada daun
2) Menaikkan daya tahan tumbuhan terhadap kekeringan
a) Memilih jenis tumbuhan yang tahan kekeringan
b) Penyilangan dengan tumbuhan tahan kering
c) Pemberi stimulasi tahan kekeringan
d) menjaga kadar N sekecil mungkin tapi memadai
e) mengatur pengairan dengan jarak yang semakin lama, dengan maksud sistem perakaran menembus dengan jauh ke dalam tanah dan supaya terjadi perubahan protoplasma yang dapat menaikkan daya tahan terhadap kekeringan.
8. Pengelompokan Tumbuhan berdasarkan Kadar Air Tanah
Berdasarkan toleransinya terhadap air, terdapat empat kelompok besar, yaitu:
1) Hidrofita, kelopok tumbuhan yang hidupu dalam air atau pada tanah yang tergenag secara permanen.
2) Halofita, kelompok tumbuhan yang terkhususkan tumbuh pada lingkungan berkadar garam tinggi (kekeringan fisiologi).
3) Xerofita, kelompok tumbuhan yang teradaptasi untuk hidup di daerah kering.
4) Mesofita, kelompok tumbuhan yang bertoleransi pada kondisi tanah yang moderat (tidak dalam keadaan ekstrim).
5) Hidrofita, Hidrofita merupakan kelompok tumbuhan yang hdiup sebagian atau seluruhnya di dalam air atau habitat yang basah. Jadi dalam hal ini keadaan air berada dalam kondisi berlebihan, dan tumbuhan yang hidup mempunyai karakteristika yang khusus, seperti terdapatnya jaringan lakuner terutama pada daun dan akar yang berperan dalam memenuhi kebutuhan akan udara sebagai adaptasi terhadap kekurangan oksigen. Berdasarkan karakteristiknya dikenal 5 subkelompok hidrofita, yaitu:
a) Hidrofita Tengelam dan Tertanam pada Substrat
Mempunyai epidermis yang tidak berkutikula, daun dan cabang akar tereduksi dalam ukuran dan ketebalan. Berkembang biak biasanya secara vegetatif. Contoh: Vallisneria dan Elodea.
b) Hidrofita Terapung
Mampu berkembang biak
secara cepat sehingga dalam waktu yang singkat dapat menutupi seluruh permukaan
perairan. Bila terjadi reproduksi seksual maka penyerbukan terjadi pada atau di
atas permukaan. Contoh: Lemna, Eichornia, dan Salvia.
c) Hidrofita Terapung dengan akar tertanam dalam substrat
Mempunyai batang, akar dan tuber yang panjang. Daun sering tertutup oleh lapisan lilin. Contoh: Nymphaea dan Victoria
d) Hidrofita Menjulang, akar tertanam dalam substrat
Akar cepat tumbuh dalam lumpur, daun memperlihatkan variasi yang berbeda, baik bentuk maupun struktur, antara yang mencuat ke udara dengan yang terendam dalam air. Contoh: Acorus dan Typha
c) Hidrofita Terapung dengan akar tertanam dalam substrat
Mempunyai batang, akar dan tuber yang panjang. Daun sering tertutup oleh lapisan lilin. Contoh: Nymphaea dan Victoria
d) Hidrofita Menjulang, akar tertanam dalam substrat
Akar cepat tumbuh dalam lumpur, daun memperlihatkan variasi yang berbeda, baik bentuk maupun struktur, antara yang mencuat ke udara dengan yang terendam dalam air. Contoh: Acorus dan Typha
e) Hidrofita Melayang
Merupakan
fitoplankton, mampu menyerap nutrisi langsung dari air. Contoh: Oscillatoria
dan Spirogyra
6) Halofita
6) Halofita
Tumbuhan yang hidup
dalam kadar garam yang tinggi, mempunyai mekanisme untuk menerima garam yang
masuk dalam tubuhnya. Halofita harus mampu mengatasi masalah kekeringan
fisiologi. Tingginya konsentrasi garam dalam tanah mungkin menghambat
peneyrapan air secara osmosis. Pada rawa pantai halofita berada dalam
kekeringan saat surut, dan pengaruh kekurngan air dapat diimbangi dengan penyimpanaan
aiar dalam tubuhnya sehingga bentuk halofita ini sering memperlihatkan sifat
sukulen. Contoh : Acanthus ilicifolius, dan berbagai tumbuhan di rawa bakau.
7) Xerofita
7) Xerofita
Merupakan tumbuan yang
teradaptasi untuk daerah kering, sangat sedikit jumlahnya dan lebih
terkhususkan jika dibandingkan dengan kelompok lainnya. Xerofita ini dapat
dikelompokkan dalam dua subkelompok besar, yaitu kelompok yang menghindar
terhadap kekeringan (xerofita tidak muirni), dan kelompok yang memikul atau
menahan situasi kering (xerofita asli).
8) Penghindar terhadap
kekeringan, mencegah kekeringan dengan jalan melakukan adaptasi dalam siklus
hidup, morfologi, dan fisiologi.
9) Epemeral, Merupakan
umumnya tumbuhan di padang pasir, dengan siklus hidup dan tumbuhan mulai dari
biji sampai fasa reproduksi dalam beberapa minggu selama jumlah air memadai/
mencukupi. Biasanya biji dilapisi zat pelindung dan tahan terhadap kekeringan
yang akan terlarut pada musim hujan sebelum berkecambah.
10) Sukulenta,
Merupakan tumbuhan perenial, menghindar dari kekeringan dengan menyimpan
sejumlah air dalam jaringannya dan mereduksi kehilangan air. Air dapat disimpan
mungkin di daun seperti pada Agave, di tangkai/ dahan pada Cactaceae dan
Euphorbiaceae, atau di batang pada Bombacaceae. Pada semua sukulenta bentuk
morfologinya ini mempunyai kemampuan untk mengurangi kehilangan air dari
tumbuhan akibat transpirasi stomata dan ruang antar sel sangat sedikit, daun
tereduksi dalam ukuran lapisan kutikula yang tebal.
11) Freatofita, Sering dikenal dengan tumbuhan penyedot air, karena laju transpirasinya yang tinggi dan mampu menghindar dari kekeringan karena kemampuannya mencari dan mendapatkan air. Strateginya tidak untuk menjaga air tetapi akar yang sangat panjang yang mampu mencapai lapisan freatik yang dalam dari air tanah, menyerapnya dengan tekanan osmotik yang tinggi dari akarnya.
11) Freatofita, Sering dikenal dengan tumbuhan penyedot air, karena laju transpirasinya yang tinggi dan mampu menghindar dari kekeringan karena kemampuannya mencari dan mendapatkan air. Strateginya tidak untuk menjaga air tetapi akar yang sangat panjang yang mampu mencapai lapisan freatik yang dalam dari air tanah, menyerapnya dengan tekanan osmotik yang tinggi dari akarnya.
12) Tahan Kekeringan,
Merupakan xerofita sejati, dan biasanya berupa semak yang memperoleh air dari
tanah yang relatif kering. Caranya dengan mengadakan tekanan defisit yang cukup
tinggi dalam sel-sel daun dan akar. Biasanya juga mengurangi transpirasi dengan
membentuk daun
F. Hubungan Tekanan Turgor dengan stomata
Mekanisme
membuka dan menutupnya stomata akibat tekanan Turgor Tekanan turgor adalah
tekanan dinding sel oleh isi sel, banyak sedikitnya isi sel berhubungan dengan
besar kecilnya tekanan pada dinding sel. Semakin banyak isi sel, semakin besar
tekanan dinding sel. Tekanan turgor terbesar terjadi pada pukul 04.00-08.00.
Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan
turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut.
Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai
potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi
air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute) didalam cairan
sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan
semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka
secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke
sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus
ditingkatkan (Lakitan, 1993).
Skema
mekanisme membukanya stomata Cahaya à fotosintesis dalam sel-sel mesophyl à berkurangnya
CO2 dalam ruang antar sel à menaikan pH dalam sel penutup à perubahan enzimatik
menjadi gula à menaikkan kadar gula à menaikkan tekanan osmotik dari getah sel
à menaikkan turgor à stomata membuka (Pandey dan Sinha, 1983). Salisbury dan
Ross (1995) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan
menutupnya stomata yaitu :
1.
Faktor eksternal :
Intensitas cahaya matahari, konsentra si CO2 dan asam absisat (ABA). Cahaya
matahari merangsang sel penutup menyerap ion K+ dan air, sehingga stomata
membuka pada pagi hari. Konsentrasi CO2 yang rendah di dalam daun juga
menyebabkan stomata membuka.
2.
Faktor internal (jam
biologis) : Jam biologis memicu serapan ion pada pagi hari sehingga stomata
membuka, sedangkan malam hari terjadi pembasan ion yang menyebabkan stomata
menutup (Haryanti, 2009). Stomata pada tumbuhan berbeda karena perbedaan
keadaan letak sel penutup, penyebarannya, bentuk dan letak penebalan dinding
sel penutup serta arah membukanya sel penutup, jumlah dan letak sel tetangga
pada tumbuhan dikotil dan monokotil, letak sel-sel penutup terhadap permukaan
epidermis, dan antogene/asal-usulnya. Stomata akan membuka jika kedua sel
penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh
masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel
lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke
potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada
jumlah bahan yang terlarut (solute) didalam cairan sel tersebut. Semakin banyak
bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan semakin rendah. Dengan
demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan
potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka
jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan (Lakitan,
1993).
Aktivitas
stomata terjadi karena hubungan air dari sel-sel penutup dan sel-sel pembantu.
Bila sel-sel penutup menjadi turgid dinding sel yang tipis menggembung dan
dinding sel yang tebal yang mengelilingi lobang (tidak dapat menggembung cukup
besar) menjadi sangat cekung, karenanya membuka lobang. Oleh karena itu membuka
dan menutupnya stomata tergantung pada perubahan-perubahan turgiditas dari
sel-sel penutup, yaitu kalau sel-sel penutup turgid lobang membuka dan sel-sel
mengendor pori/lobang menutup (Lakitan, 1993).
Stomata
membuka karena sel penjaga mengambil air dan menggembung dimana sel penjaga
yang menggembung akan mendorong dinding bagian dalam stomata hingga merapat.
Stomata bekerja dengan caranya sendiri karena sifat khusus yang terletak pada
anatomi submikroskopik dinding selnya. Sel penjaga dapat bertambah panjang,
terutama dinding luarnya, hingga mengembang ke arah luar. Kemudian, dinding
sebelah dalam akan tertarik oleh mikrofibril tersebut yang mengakibatkan
stomata membuka (Salisbury dan Ross, 1995).
Pada
saat stomata membuka akan terjadi akumulasi ion kalium (K+) pada sel penjaga.
Ion kalium ini berasal dari sel tetangganya. Cahaya sangat berperan merangsang
masuknya ion kalium ke sel penjaga dan jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap,
maka ion kalium akan kembali keluar sel penjaga (Lakitan, 1993). Stomata
tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup saat hari
gelap sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis
pada siang hari. Umumnya, proses pembukaan memerlukan waktu 1 jam dan penutupan
berlangsung secara bertahap sepanjang sore. Stomata menutup lebih cepat jika
tumbuhan ditempatkan dalam gelap secara tiba-tiba.
Terbukanya
stomata pada siang hari tidak terhambat jika tumbuhan itu berada dalam udara
tanpa karbon dioksida, yaitu keadaan fotosintesis tidak dapat terlaksana
(Salisbury dan Ross, 1995).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan,
demikian pentingnya sehingga tidak mungkin ada kehidupan tanpa air. Banyak
fungsi dalam biologi sepenuhnya bergantung pada air. Dan sifat kehidupan sering
secara langsung merupakan hasil dari sifat air.
2. Fungsi air bagi tumbuhan antara lain sebagai Penyusun utama
protoplasma, Menjadi pelarut bagi zat hara yang diperlukan tumbuhan, Menjadi
alat transpor untuk memindahkan zat hara, Menjadi medium berlangsungnya
reaksi-reaksi biokimia, Menjadi bahan dasar untuk reaksi-reaksi biokimia,
Sebagai sistem hidrolik Air, Stabilisasi dan pemindahan panas dan Sebagai alat
gerak.